Ingin ceritamu di posting di blog ini ? silahkan kirim ceritamu ke novalherdiana@gmail.com

Selasa, 03 Desember 2019

KELUARGA KECILKU


Karya : Rita Resayani

Kenalkan namaku Rita. Aku dilahirkan dari keluarga sederhana, aku mempunyai tiga saudara yaitu kakak yang paling besar namanya Reni yang kedua dan ketiga adalah Kak Rina dan Rika. Aku mempunyai Ibu yang sangat aku sayangi yang bernama Ibu Mimi dan seorang Ayah kebanggaanku yang bernama Jum'an. Aku dilahirkan di keluarga sederhana, kebutuhan sehari-hari juga serba berkecukupan.

          Aku mempunyai Kakak yang paling besar dia sangat baik hati dan sekaligus mengerti apa yang diinginkan adik-adiknya.

          Aku juga mempunyai kakak yang kedua ia masih sekolah kelas 7 dia bersekolah di MTs Budi Sartika, dia dikategorikan anak perempuan yang nakal di sekolahnya, waktu itu ia berhenti sekolah sampai kelas 8.

          Dan aku Juga punya satu kakak lagi yang bernama Rika, dia adalah kakak yang sangat aku sayangi, dia masih sekolah kelas 5 SD, Kakakku sekolah di SD Padawening, dia orangnya nakal, banyak saja alasan, karena tidak mau pergi ke Sekolah. Waktu itu ia mau sekolah Agama, tapi dia malas untuk pergi ke Sekolah, waktu itu dia mempunyai ide ia pura-pura terpeleset lalu dia pulang dan ditanya sama Ibu, "Kenapa balik lagi?" dia bilang kalau dirinya terpeleset jadi semua pakaiannya Basah dan kotor, di balik semua itu ia orangnya pekerja keras dan pantang menyerah. Aku juga waktu itu masih kecil, belum sekolah, aku masih ingat waktu itu ayahku sakit. Ayahku dibawa ke Puskesmas Cineam, lalu kata dokter tidak sanggup untuk menanganinya, akhirnya dari Puskesmas Cineam dirujuk ke RS Manonjaya, akhirnya masih sama tim RS tidak sanggup juga untuk menanganinya.

          Dari RS Manonjaya dirujuk lagi ke RS UMUM. Aku tidak tahan melihat ayah aku sakit, aku ikut bersama Mobil Ambulance untuk membawa ayah ke RS UMUM Tasikmalaya, di dalam mobil aku tidak bisa menahan air mata lagi, aku merasa kasian kepada ayahku, tangannya di inpus, hidungnya diberi oksigen, aku menangis dan terus menangis tanpa berhenti.

          Sampai di RS Umum Tasik ayah langsung ditangani oleh dokter, waktu itu aku tidak bisa menginap, karena aku masih kecil, kemudian ibuku menyuruhku untuk pulang, aku dititipkan kepada tetangga. Waktu itu aku tidak betah dititipka kepada tetangga, lalu aku dan kakak yang kedua dititipkan ke Rumah Nenek.

          Hari itu aku sangat gembira karena ayah diperbolehkan pulang dari Rs, aku dan kakak berkemas untuk pulang ke Rumah, aku dan kakak dijemput oleh anak temannya ayah. Keadaan waktu itu sedang gerimis, aku dan kakak pulang hujan-hujanan untung saja aku dan kakak tidak sakit. Ketika sampai di Rumah aku disapa oleh ayah dan aku langsung duduk di sampingnya.

          waktu itu keadaan ayah masih belum sembuh total. Pada hari itu hari perpisahan kakak kelas kakakku, ibukku pergi untuk menghadirinya . Ibuku menitipkan ayah kepadaku, pada waktu itu aku mengurus ayah dengan baik, aku menyuapinya makan. Memandikannya walau perasaanku berbeda, ada rasa takut dalam hati, mungkin hari itu adalah hari terakhir aku bertemu dan mengobrol dengannya.

         Waktu itu ia ingin disuapi makan oleh anaknya yang ketiga. Akhirnya keinginannya terkabulkan, dan adaa lagi satu keinginan, yaitu bertemu dengan anaknya yang paling besar. Waktu itu kakaku sedang bekerja mencari uang untuk biaya ayah, waktu itu kakak ingin pulang tapi tidak bisa.

          Waktu itu hari sudah larut malam aku tidur di sampingnya sambil aku peluk tubuh ayah dengan erat. Keesokan harinya aku bangun lebih awal dan membangunkan ayah, tapi ayah masih belum bangun juga meski aku sudah membangunkannya, lalu aku menyuruh ibu untuk membangunkan ayah, lalu aku disuruh untuk memanggil tetangga dekat ayah yaitu mamangnya bah Omo, lalu Bah Omo mengecek ayah lalu dia bilang Ayah sudah tidak ada. Aku sangat terkejut dan terpukul atas berita itu. Aku langsung memberitahukan kepada kakak yang paling besar, bahwa ayah sudah meninggal. Dia sangat menyesal karena dia tidak bisa bertemu untuk terakhir kalinya.

          Ayah meninggalkanku dan keluarga, aku tidak menyangka Allah sangat cepat memanggil ayah, berarti malam itu malam terakhir bagiku dan keluarga untuk berkumpul. Aku menangis tersedu-sedu, karena aku tak terima atas semua itu. Meninggalnya ayah kakak ku yang ketiga putus sekolah waktu itu ia kelas 6 dan beberapa hari lagi dia akan ujian, tetapi ia bersih keras untuk keluar sekolah.

          Waktu ayah meninggal aku masih sangat kecil, aku masih belum mengenal ayau lebih jauh, aku belum bisa membalas jasa-jasa ayah dan aku juga masih butuh kasih sayang dari sosok seorang ayah, tapi aku berusaha tegar dan menerimanya meski hati sangat berat. Ayahku adalah ayah yang tak bisa tergantikan dan tak akan pernah, dia adalah seorang ayah yang tidak bisa ditemukan di manapun juga. Ia tidak pernah membentak anaknya, meskipun anaknya salah. Mungkin Allah terlalu sayang kepada ayah, makannya Allah memanggil ayah secepat itu. Aku sebagai anak hanya bisa mendoakan ayah yang terbaik, semoga ayah di tempatkan di surganya Allah swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERKOMENTAR