Ingin ceritamu di posting di blog ini ? silahkan kirim ceritamu ke novalherdiana@gmail.com

Sabtu, 09 November 2024

Anak yang Suka Menangis



Karya : Fikri Milatul Islam

Suatu hari, ibu Tomi akhirnya mengetahui mengapa Tomi tidak mempunyai teman. Ibu Tomi memutuskan bahwa pada hari ulang tahun Tomi berikutnya, dia akan memberitahu rahasia itu sebagai hadiah bagi Tomi.

Akhirnya, hari ulang tahun yang ditunggu-tunggu datang juga. Undangan pesta ulang tahun telah diberikan kepada seluruh anak di desa itu, tetapi hanya ada lima orang yang datang. Selama pesta berlangsung Tomi tampak selalu cemberut, karena yang hadir pada ulang tahunnya Cuma segelintir orang. Setelah merayakan ulang tahun Tomi, ibunya meminta Tomi untuk datang ke kamarnya untuk mendapatkan hadiah. Maka, Tomi dengan senang datang ke kamar ibunya. Di dalam kamar, ibunya memberitahu bahwa hadiahnya adalah rahasia mengapa tak seorangpun mau menjadi teman Tomi.

Tomi berteriak dan berkata pada ibunya,”Aku tidak ingin hadiah berupa rahasia, aku ingin hadiah lainya.” Tetapi ibunya berkata, “Ini adalah hadiah terbaik bagimu karena akan menyebabkan kamu mempunyai teman.”

“Baiklah, kamu ingin punya teman, bukan?” tanya ibunya. Tomi berkata, “Aku ingin punya teman, tapi aku tidak mau hadiah ini. Aku ingin hadiah yang sesungguhnya.” Tomi terus menangis.

“Tapi ini hadiah yang istimewa,” kata ibunya.

“Jika kamu tidak mau mendengar rahasia ini maka seumur hidupmu kamu tidak akan punya teman, karena tidak seorangpun mau berteman denganmu,” kata ibu Tomi dengan tegas.

Tomi memandang wajah ibunya yang kelihatan jengkel, maka dia menghentikan tangisannya.

“Baiklah, aku mau menerima hadiah itu,” kata Tomi sesaat kemudian.

Ibunya mengelus kepala Tomi dengan lembut.

“Sebenarnya semua anak ingin berteman denganmu,” kata ibunya.

“Benarkah?” kata Tomi dengan berbinar.

“Ya, semua ingin bermain dan bergembira bersamamu, asal…” Ibu memutus perkataannya.

“Asal apa?” tanya Tomi penasaran.

“Asal kamu tidak menangis jika keinginanmu tidak dipenuhi,” kata ibu Tomi tegas.

Tomi berpikir sejenak.

“Baiklah, kalau begitu, mulai sekarang aku berjanji tidak suka menangis lagi,” kata Tomi mantap.

Ibu Tomi sangat bahagia mendengar janji anaknya, dia memeluk Tomi dengan erat. Sejak saat itu Tomi tidak lagi suka menangis dan dia mendapatkan banyak teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERKOMENTAR