Karya : Rifqy Nur
Berawal dari masuknya kelas 10, hari itu ada pemilihan wakil ketua kelas dan seksi seksi lainnya, saat itu aku ditunjuk menjadi wakil ketua kelas dan yaa.. Aku terpilih menjadi wakil ketua kelas, dan Vivi juga terpilih menjadi wakil sekertaris, aku ga tau apa yang membuat mereka memilih aku, padahal menurut aku pada saat itu tidak ada yang membuat aku menarik, lalu singkat cerita, oke aku menerima menjadi wakil ketua kelas dan aku berpikir apa yang harus dilalukan kedepannya.
Kemudian setelah memikirkan dan membayangkan situasi kelas saat itu, aku tepikir dan menjadi memiliki tujuan untuk membaurkan semua orang di kelas,
Karena aku lihat pada awal masuk mereka sangat banyak yang canggung, lalu dari situ aku memiliki beberapa rencana salah satunya aku merencanakan banyak acara bermain bersama, dan yaa aku rasa semuanya berhasil.
Sampai di mana di bulan Agustus, saat itu sekolah mengadakan sebuah lomba membuat vidio tentang kemerdekaan, kemudian aku dan teman teman memutuskan mengikuti lomba itu lalu merencanakaan sebuah pertemuan di kelas untuk membahas vidio apa yang kita akan buat, vidio tentang apa yang kita akan buat, lalu pada hari itu beberapa orang mulai berdatangan dan setelah semua datang, aku memulai percakapan tentang vidio apa yang kita akan buat, dan saat itu tidak ada orang yang serius memikirkannya dan mungkin tidak ada yang sepemikiran dengan aku.
Lalu tiba-tiba Vivi mendekati aku dan berbicara tentang “bagaimana kalau membuat Vidio proses terjadinya kemerdekaan Indonesia” disitu kita berdiskusi dan mencari beberapa inspirasi alur cerita dan yaa kita menemukan sebuah inspirasi cerita,
Aku senang banget vivi bantuin nyari ceritanya sampai sampai dia ikutan pusing karna memikirkan beberapa tokoh yang cocok dalam vidio itu, singkat cerita setelah membuat Vidio itu yang berdurasi 3 menit kami memenangkan lomba itu sebagai juara 1.
Dari saat itu aku rasa mulai muncul buih buih, aku merasa tertarik kepada vivi tapi sebenarnya bukan berawal dari situ, aku merasa tertarik kepada vivi dari awal bertemu, dia tampak cantik, rupawan, pintar dan sedikit pendiam aku sebut dia cool girl. Pengalaman ini memang cukup singkat hanya beberapa bulan tapi cukup membekas bagiku, pada saat pembuatan vidio, Vivi masih mempunyai pacar dan tidak berapa lama dari sana Vivi diputuskan pacarnya sampai sampai dia merasa sedih banget sampai nangis, dan saat itu aku mencoba menyemangati Vivi dan membuat dia bercerita padaku, dan yaa.. dia bercerita padaku dari situ aku coba menghibur dan menyemangati vivi mulai dari sering ngobrol dan sering bercanda sampai sampai aku sendiri yang terjebak.
Terjebak dalam kenyamanan, singkat cerita setelah kita dekat, aku semakin merasa suka ke Vivi dan mungkin sudah merasa cinta,
Yaa namanya juga pendekatan atau pdkt kita semua tau kalo pdkt membutuhkan sedikit usaha dari aku sendiri dan seharusnya vivi juga begitu, tapi.. mungkin Vivi memang tidak tertarik padaku jadi aku merasa cinta ini bertepuk sebelah tangan.
Setelah itu di bulan November aku melihat vivi sedang dekat dengan salah satu orang di kelas, dan yaa aku di situ merasa cemburu, dan marah, tapi aku juga merasa bingung harus bagaimana, karena kita tidak ada hubungan lain selain cuman teman,
Dan kemudian aku marah dan jutek kepada vivi beberapa hari, setelah itu aku sendiri merasa bingung dan berpikir apa yang harus aku lakukan karena aku sendiri mulai muak dan cape sendiri dengan apa yang terjadi, coba bayangkan saja bagaimana rasanya ketika orang yang disukai atau dicintai dekat dengan orang lain, meski mereka merasa biasa saja, tapi aku merasa berbeda dari apa yang mereka pikirkan.
Lalu aku di situ memutuskan akan menyelesaikan masalahnya, dengan cara apa? aku menyelesainya masalah dengan cara menyatakan perasaan kepada vivi,
aku sendiri merasa terlalu gegabah tapi aku sudah cape dengan rasa bingung yang aku pikirkan, bingung harus maju atau mundur, dan kemudian, aku masih ingat di tanggal 2 Desember aku menanyakan kabarnya lewat WhatsApp, dan dia membalasnya tapi sedang bersama teman-temannya kemudian aku menunggu teman-temannya pulang karna tidak mau mengganggu mereka juga.
Terkadang ada teman yang bertanya
“kenapa lewat WhatsApp?”
aku menjawab, karna dia sendiri tidak mau diajak ngobrol secara langsung dan tidak mau diajak kemana mana juga, ntah kenapa… jadi aku memutuskan lewat WhatsApp.
Setelah teman-temannya pulang aku mulai menanyakan beberapa pertanyaan kepadanya dan setelah itu,
Aku menyatakan perasaan kepadanya, disitu Vivi tidak membalas langsung dan aku sangat merasa takut dan deg deg’an tapi aku lebih takut lagi kalo kehilangan kesempatan, setelah sekian waktu dia menjawab dengan satu kata
“bentar”
Lalu dia mengetik cukup lama, dan yaaa kesimpulannya dia menolak dan tidak mau berpacaran karena alasan belum mau berkomitmen dan takut mengecewakan seperti sebelumnya,
Aku membaca balasan dari vivi sambil tersenyum, disitu aku mau membalasnya ingin membela diri tapi aku sadar cinta memang tidak bisa dipaksakan, dan aku menerimanya dari saat itu aku cukup lega dengan apapun jawabannya karna aku sudah menyelesaikan masalah yang aku bingungkan sendiri, dan setelah itu ada sebuah perkataan dari vivi,
Vivi tidak mau kita menjadi asing, oke aku sedikit berjanji tidak akan menjadi masalah dan tidak akan asing, tapi kenyataan berkehendak lain,
Dari sana aku sendiri mulai membatasi dengan vivi bukan tanpa alasan tapi aku sendiri mau melupakan apa yang sudah terjadi, tapi sampai saat ini saja aku belum bisa melupakan vivi bahkan hal-hal kecil saja masih ingat atau mungkin vivi masih ada di dalam hati kecilku dan terkadang merindukannya.
Aku sendiri mulai bingung kenapa bisa selama ini aku tidak bisa melupakan seseorang padahal dia “cuman” teman, terkadang aku berpikir apa aku harus mencari cewek lain, tapi tidak semudah itu juga, andai menggantikan semudah itu, mungkin aku tidak akan memilih vivi karena dia teman sekelasku,
banyak orang yang berbicara kalo cinta satu kelas tidak enak, ada juga yang berbicara kalo pipi terlalu berbeda.
Tetapi aku tidak peduli dengan apa perkataan orang lain saat itu, karena aku sudah mulai buta karena cinta, tetapi aku sendiri tidak pernah merasa menyesal pernah dekat dengannya karena sudah berusaha, dan yang paling penting mengambil kesempatan karena yang paling menyakitkan kehilangan kesempatan bukan kehilangan suatu cinta dari seseorang, tapi benar move on dari seseorang yang belum jadian lebih susah daripada sudah berpacaran, kalo kata orang lain “belum juga di mulai harus sudah melupakan” sangat lucu bukan.
Dan dari kejadian itu aku mau meminta maaf kepada vivi, karena aku sudah mencintai dan tidak menepati janji aku sendiri yaitu kita menjadi asing, bukan aku tidak bisa menepati janji tapi aku sudah membatasi aktivitas fisik ke kamu saja aku tidak bisa melupakannya, dan alasan lain aku sendiri merasa kamu sendiri yang menjauh dariku bahkan terkadang kamu tidak mau melihatku ketika ditanyakan sesuatu.
Dan selanjutnya teruntuk vivi jangan batasi kesenanganmu sendiri karna aku, jangan takut melakukan sesuatu karena aku, apa yang terjadi dengan ku biar aku saja yang merasakan kamu tidak perlu tahu.
dan jangan dengarkan apa perkataan orang lain, jika mau tau sesuatu tanyakan saja pada orangnya langsung, orang lain tidak akan tau apa yang dirasakan seseorang jika membicarakan seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN BERKOMENTAR