Ingin ceritamu di posting di blog ini ? silahkan kirim ceritamu ke novalherdiana@gmail.com

Sabtu, 02 November 2024

Dia bukan Takdirku

 


Karya : Fathiyah Azmi

Namaku Haura aku anak kedua dari dua bersaudara, dan umurku sekarang menginjak 17 tahun, di sinilah aku akan menceritakan sedikit kisahku tentang di mana awal aku mengenalnya dan harus merelakannya. 

                               🍁

 "Baik anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru, Haura silakan perkenalkan diri kamu".ucap ibu guru yang bernama Bu Rini, iya menyuruhku untuk memperkenalkan diri di kelas 11 IPS 4. 

 "Hai semuanya perkenalkan nama saya Haura Humaira saya pindahan dari sekolah SMA Bima sakti". Ucap diriku. 

 "HAI, HAURA!!!".

 "Silakan Kamu duduk di kursi kosong ". Ucap Bu Rini. 

 Haura pun berjalan menuju kursi kosong yang paling ujung di sudut ruang kelas tepat di sebelah cowok yang sedari tadi menenggelamkan wajah pada lipatan tangannya. 

 "Saya duduk di sini ya, soalnya udah nggak ada kursi yang kosong lagi ". Kataku seraya duduk di kursi itu. 

 Tidak ada jawaban 

 Haura malango seraya meletakkan tas pada bangku tersebut. Setelah ia duduk, barulah ia sadar bahwa cowok itu sedang menggunakan earphone dengan mata terpejam. _tidur_? _Pantas saja dia tidak menjawabku_,pikirnya 

 _Oh Ilham,_ batinnya.

 Dari bisik-bisik kedua cewek yang duduk di depannya. Haura tahu bahwa cowok yang duduk di sebelahnya adalah Ilham Pratama putra. 

 "Lu tau nggak dari dulu anak-anak, banyak yang mau duduk di sebelahnya. Tapi selalu dia tolak, beruntung banget tuh Haura ". 

 "Iya ih!". 

 Ilham pun mulai terusik dengan bisik-bisik yang lumayan keras. Cowok itu menggeser posisinya dan hingga kini posisi kepalanya menghadap Haura. 

 Haura terpaku, kini dapat melihat dengan jelas wajah cowok itu._kulitnya putih_,_dia pasti sering ke salon deh_. _hidungnya mancung_, _jangan-jangan dia oplas_?!. _Bola matanya_... _Warna apa ya_?.

 Dan mata yang sejak tadi diperhatikannya itu terbuka.

 _Deg._

 Haura terperangah,_coklat_! _Warna matanya coklat_!teriaknya dalam hati. 

 Ilham melepaskan earphone yang sejak tadi menggumpal telinganya. 

 "Ngapain lo liatin gue begitu? ". Tanya cowok itu. 

 _mampus_! _Jawab apa nih gue_?.Haura panik. 

 "Eh, enggak. Itu.. anu. Gue lagi bingung aja. lo perawatan muka di mana? ". Haura terkejut dengan kalimat ajaib yang tak sengaja ia keluarkan.

 _aduh_! _ngomong_ _apaan_ _sih gue_!.

 "Kalau lo, oplas di mana tanda tanya ". Balas Ilham sambil tersenyum manis, namun terasa menyebalkan. 

 "Gue nggak oplas!"kata Haura sengit. 

 Tiba-tiba Ilham mendekatkan wajah ke arahnya. kedua tangannya melayang cepat menghadiahkan sebuah cubitan keras di pipi Haura. Hingga Haura merintih lalu mendorong keras wajah Ilham.

 "Sakit! "Kata Haura sambil mengusap pipinya. 

 "Nah, sekarang gue baru yakin kalau lo nggak oplas ". ujar Ilham sambil tersenyum puas.

 Haura menatap cowok itu tajam sebelum akhirnya membuang muka. 

                                  🍁

 Haura hanya sebatas tahu Ilham. 

 Iya dapat menarik kesimpulan,_cowok itu sombong_. Tapi satu hal yang baru Haura ketahui,_cowok itu menyebalkan._

 Satu bulan duduk bersebelahan dengan Ilham cukup bagi Haura untuk mengenal watak dan pola tingkahnya. 

                                  🍁

 Seperti saat ini, saat pelajaran geografi sedang berlangsung, ketika Haura serius menggambar peta Benua Asia di buku gambar. Entah sengaja atau tidak, Ilham menyenggol siku Haura membuat garis yang harusnya lurus menjadi melengkung tak karuan. 

 " Lah? Garisnya kok melengkung, Ra?" Tanya Ilham di sela kawannya. 

 "Lo apa apaan sih?!". Haura mencubit bahu Ilham dengan keras. Tapi cowok itu malah cengengesan, membuat Haura semakin mendelik ke arahnya. "Jangan ketawa! ". 

 "Dih marah". Ilham mengusap bahunya, ada sedikit rasa ngilu yang tersisa dari bekas cubitan Haura tadi. 

 "Lo kalau marah matanya jadi besar gitu ya, kayak Barbie". Katanya. 

 Ilham tersenyum saat wajah Haura bersemu malu karena pertanyaan tadi. 

 "Emang, lo baru sadar?! ". Kata cewek itu. 

 Ilham menggaruk kepalanya. 

 "Eh, barusan gue ngomong babi kan? ". 

 Haura melotot sebelum membuang pandangannya pada buku gambar menyesal sudah menanggapi perkataan Ilham. 

                                       🍁

"Ra, gue mau minta no wa Lo".ucap Ilham.

 "Mau apa minta no wa gue".jawab Haura.

 "ya butkon lah". Ucap Ilham. 

 "Oh, ya udah tulis ya". Ilham pun mengangguk "08*********, udah ". Ucapku 

 "Makasih ya". Ilham tersenyum manis yang membuat pipi Haura merah merona. 

 "Lo kenapa? Pipimu merah begitu, tapi lo lucu tahu ". Ilham yang terus menggoda Haura, dan menatapnya sambil tersenyum. 

 "Enggak kok, gue nggak kenapa-napa kata siapa pipiku merah, udah ah gue mau pulang ". Haura malu dan pergi meninggalkan Ilham di ruang kelas. 

 Ilham pun tersenyum-senyum karena melihat tingkah laku Haura yang begitu lucu. 

 Malamnya, Haura yang tidur-tiduran di kamarnya tiba-tiba ada suara notif, pesan di handphonenya,_tingg tingg_, Haura mengambil handphonenya dan ternyata . 

 "Ilham ! "._aduh gimana nih kok gue dag dig dug sih_.



🍁

 Haura dan Ilham semakin lama mereka selalu berbagi canda, tawa, dan cerita.

 5 harinya Haura tidak melihat keberadaan Ilham. Dia khawatir dengan keadaan Ilham._Dia ke mana ya_?   _di chat juga dia gak ngerespon lagi_?. Ucap Haura dalam hati. 

 "Baik anak-anak, sudah 5 hari Ilham tidak masuk sekolah karena dia sakit, dia sekarang berada di rumah sakit"ucap Bu Rini. Haura yang tiba-tiba panik dan tidak percaya ucapan Bu Rini tadi.                            🍁

 pulang sekolah Haura bergegas pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Ilham sekarang. 

 Haura berlari-lari di lorong rumah sakit, ia tidak mempedulikan dirinya yang sedang kelelahan. Akhirnya Haura sampai di depan pintu kamar rumah sakit yang sudah ditunjukkan oleh Bu Rini.

 Haura perlahan membuka pintu, terlihat Ilham yang sedang berbaring di ranjang. Haura menghampiri dia, 

 "Ham, ilham". Ucapan Haura membuat Ilham terbangun,"Haura Kamu sedang apa di sini ". Ilham yang kaget dengan kedatangan Haura. 

 "Pasti ini candaan kamu lagi ya kan, kamu bohong kan, kamu tidak sakit kan". Ucap Haura yang tidak percaya. 

 Haura duduk di kursi yang berada di samping ranjang, iya memegang tangan kanan Ilham dan mengepalnya."kamu jangan khawatir, aku baik-baik saja kok, jangan nangis ya, kamu adalah wanita kuat, tidak pernah menangis, kamu hebat ". Ucapan Ilham membuat air mata  Haura tiba-tiba jatuh.

 "Yang hebat itu bukan aku tapi kamu, kamu menahan rasa sakit sendirian, kenapa kamu tidak bilang padaku, dan kenapa kamu tidak menjawab pesan dariku". Ucap Haura yang menangis di hadapan Ilham, lalu Ilham mengusap air mata Haura yang terus-terusan menangis. "Maaf aku sudah membuat kamu menangis, sudah-sudah jangan menangis nanti kalau kamu menangis semesta pun akan menangis ". Ucap Ilham. Haura pun memberhentikan tangisannya, ia tersenyum.

 "Ada seorang wanita yang gue cintai bagaimanapun dunia berubah, asalkan bisa di sisinya dan melindunginya, bukan masalah. Meski orang yang diharapkan untuk melindungi dirinya mungkin bukan aku... ". Ucap Ilham.

 "TIDAK!, kau jangan bicara seperti itu justru kau yang diharapkan olehku ". Ucap Haura, ia memeluk erat tubuh Ilham. Ilham membalas pelukan Haura dan ia merasakan hangat dalam pelukan itu. "Haura, jika aku tidak ada relakan aku pergi mungkin, aku bukan takdirmu, tapi aku ada selalu di hatimu jaga baik-baik ya, maaf aku tidak bisa melindungimu lagi, selamat tinggal my love, aku hanya ingin tidur sebentar". Ucapan Ilham  membuat Haura menangis lagi. Tiba-tiba Ilham menghembuskan nafas terakhirnya."Ilham, Ilham, Ilham!!!,kau berbohong padaku!!kamu tidur kan, jawab aku!!! Ham". Haura menangis histeris saat melihat bahwa Ilham sudah pergi meninggalkannya.

                                 🍁

 5 tahun kemudian. 

 Suatu hari, aura yang bekerja sebagai dokter, ia duduk di taman dekat rumah sakit. Tiba-tiba Haura teringat masa lalunya dengan dia,_tidak terasa ya_,_waktu begitu cepat sampai-sampai aku melupakan dirimu_, _kau benar_,_kau selalu ada dalam hatiku_, _terima kasih kau telah melindungiku_, _menyayangiku dengan ketulusan hatimu_,pikirnya.

```Perpisahan adalah ingatan bahwa kita harus belajar untuk menghargai setiap momen yang kita miliki, jauh dari mata, tapi dekat dengan hati. Jangan menyesali kepergiannya, tetapi syukuri kehadiran mereka dalam hidup kita```.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN BERKOMENTAR