Karya : Aila Artika
Namaku Lia, mungkin lebih tepatnya Rahelia Putri. Anak kedua dari tiga bersaudara. Sekarang, aku sudah memasuki bangku SMA dan sudah berganti dari masa putih biru menjadi putih abu. Dan dari situlah awal pertemuan ku dengan semestaku. ๐๐ฏ๐ฅ๐ช๐ฌ๐ข ๐๐ช๐ฏ๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐๐ข๐ฏ๐ฅ๐ณ๐ฆ๐ข๐ป, ๐ ๐ธ๐ช๐ญ๐ญ ๐ข๐ญ๐ธ๐ข๐บ๐ด ๐ญ๐ฐ๐ท๐ฆ ๐บ๐ฐ๐ถ.
"Bu, Lia berangkat dulu ya, nanti sarapannya di sekolah aja soalnya Lia udah telat".Ujarku sembari tergesa-gesa menyiapkan buku." Ya udah, hati-hati ya di jalannya, Jangan ngebut". Jawab ibuku. Akupun hanya mengangguk dan meraih tangan Ibu lalu mengecupnya.
☆
๐๐ณ๐ช๐ฏ๐จ๐จ!! ๐๐ณ๐ช๐ฏ๐จ๐จ !! . Suara bel berbunyi dengan nyaring ke seluruh penjuru sekolah. Huhh.. Untung keburu masuk. Gumamku dalam hati.
"LIAA!! ADA INFO BARUUU".Teriak Jian dari jauh dan berlari ke arahku.
" Brughh!!
Jian menginjak lantai licin dan menabrak ku.Akupun terjatuh dan tertindih oleh Jian.Buku ku pun ikut berserakan. Namun tidak lama, ada seorang lelaki yang bertubuh tinggi, berahang tegas dan berkulit sawo matang mengambil dan menata kembali buku-buku milikku.
"Nihh" ucap lelaki tersebut dengan wajah datar dan menyodorkan buku tersebut padaku . akupun mengambilnya dengan cepat tanpa berucap."Bilang makasih kek, apa kek, udah ditolongin juga". Ucap lelaki tersebut Lalu mendengus sebal melihat wajahku."Owhiya-iya, kakak ganteng makasih ya udah ditolongin, maafin kita udah bikin lantai nya jadi kotor".Ucap Jian dengan jelas plus panjang lebar.
Lelaki itu pun hanya mengangguk kecil dan masih menatap Intens wajahku.
"Apa liat-liat! ".ucapku dengan wajar datar
" Dih geer, sekian banyaknya pemandangan dan cewe cantik disekolah ini, mana mungkin gue ngeliatin lo".Jawab Andika greget
"Buktinya tadi apa, ha? ".Ucapku tidak mau kalah.
" Kapan? Sumpah ya udah ditolongin juga, lu malah nyari ri-".
"E-eh udah, udah. Demi kenyamanan bersama sebagai permintaan maafnya kita berdua, kita bakal ngetraktir kakaknya buat ngebaso di mang Darso, mau ga? ".Potong Jian dengan bertingkah seperti anak kecil yang meminta eskrim.
Setelah setengah menit berlalu, akhirnya lelaki itu pun menyetujuinya namun setelah mendengarnya menyetujui ajakan Jian, rasanya aku ingin mencetak wajahnya. Tapi, sekarang aku hanya bisa mendengus sebal dan berkata-kata mutiara di dalam hati. Dan selagi uangnya dari Jian, ya aku ngikut ngikut aja sih. Ang ang ang.
☆
Satu bulan kemudian hari-hariku di sekolah selalu tidak lepas dari lelaki itu. Entah ini hanya kebetulan atau memang sudah direncanakan Tuhan. Akhir-akhir ini juga aku selalu memikirkan hal itu dan berujung memikirkannya, dan sekian banyaknya lelaki di dunia Kenapa Tuhan mempertemukanku dengan lelaki menyebalkan seperti itu? . ๐๐ฏ๐ฅ๐ช๐ฌ๐ข ๐๐ช๐ฏ๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐๐ข๐ฏ๐ฅ๐ณ๐ฆ๐ข๐ป, ๐๐ฆ๐ญ๐ข๐ฌ๐ช ๐ฑ๐ข๐ญ๐ช๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐บ๐ฆ๐ฃ๐ข๐ญ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช ๐ฅ๐ถ๐ฏ๐ช๐ข. Ketusku dalam hati.
Drrttt! Drrtt!!
Suara telepon HP-ku berbunyi, dan saat aku melihat handphone ku tertera nomor yang tidak ku kenal dan tidak tersimpan didalam buku kontak ku. Loh, ini siapa ya. Gumamku dalam hati.
" halo, ini nomor Rahelia bukan?". Tanya lelaki yang menelponku dari seberang sana.
" kok kayak kenal suaranya, ini Kasdi ya? ". Jawabku lalu terkekeh singkat mendengar suara Andika.
" nama gue Andika yee, bukan Kasdi". Ucap Andika dengan sebal.
" Iya dah Kasdi-eh maksudnya Andika. Btw Kapan lo punya no gue, terusan juga kenapa telepon gue malam-malam?".
"Kangen" . Jawab Andika dengan polos.
"Hahh? Nggak salah denger nih?". Aku juga kangen Dik eh maksudnya pengen ketemu eh bukan maksudnya eh-loh kok aku mikir kaya gitu siii, Lia udah, sadar-sadar Lia, Lia, Lia, sadar... Gumam batin ku beperang dengan pikiranku sendiri.
"Lia, kenapa dari tadi diem mulu gue panggil?". Ucap Andika greget.
"Ng-nggak papa kok, gapapa Dik". Jawab buku dengan kaku.
" gue ngantuk". Ucap Andika dengan singkat.
" Ya udah tidur Andika, lagian udah malem banget kan? Mending lo tidur duluan. Good night ya! ". Setelah mengatakan itu Hening 1 menit dan tidak ada jawaban.
" gue sayang lo Lia". Ucap Andika tiba-tiba.
๐๐ฆ๐จ๐จ!! Bunga-bunga terasa berguguran ke tubuhku , semuanya terasa tiba-tiba, seakan akan semuanya tumbuh tanpa jeda.
Aku pun tersenyum kecut mendengarkan hal itu. "Lo jujur cuma pas minum aja ya?".
"Maaf, gue takut lo ngejauh saat gue udah ngungkapin perasaan gue ke elo". Jawab Andika.
"Makasih banyak ya, Andika Bintang Sandreaz. Gue juga sayang lo, tapi sekarang jujur-jujurannya udah dulu, lo kan ngantuk Jadi sekarang kita tidur dulu, entar jujur-jujurannya lanjutin di mimpi ". Ucapku mengarang kata.
Andika pun terkekeh mendengar jawabanku . dan sebelum Andika menutup teleponnya, dia bilang kalau malam ini adalah malam yang istimewa untuknya dan mulai besok Hidupnya akan lebih berarti karena dia sudah memiliki Rahelia Putri.
☆
4 bulan pun berlalu dan waktu ulangan semester pun akan segera tiba 6 hari lagi, Sementara ujian kelas 12 Sudah dimulai dari Senin kemarin termasuk Andika . Dia menjadi lebih sibuk dari biasanya. Dan bahkan keberadaanku pun selalu terlupakan dan diacuhkan. Mungkin untuk akhir-akhir ini aku harus terbiasa dengan sikap dinginnya. Ya, walaupun itu membuat perasaanku sedikit terluka.
"LIAA, AKUU UDAH DIDEPAN RUMAH!! ". Teriak Jian dengan suaranya yang lantang . tapi cempreng sih Ang Ang Ang.
Aku pun langsung berlari keluar untuk menemui Jian. Malam ini, kita berdua akan pergi menonton film di bioskop, mumpung Ibu dan Ayah lagi di luar kota, Bang Rean Lagi nginep di temannya, terusan juga Ara lagi di rumah bibi. Jadi, inilah kesempatan aku dan Jian menikmati serunya nonton bioskop malam-malam.
"Jian, kamu bawa mobil siapa? ". Ucapku terheran melihat mobil merah yang dibawa oleh Jian. Jian pun terkekeh kecil mendengar pertanyaan ku." Owhh, ini mobil om aku, motor aku lagi di bengkel, untung om akunya mau minjemin mobil, Kalo nggak, bisa-bisa kita naik angkot dah".Ujar Jian panjang lebar.
"Owhlah yaudah kita langsung gas deh ke bioskop! ". Jawabku dengan semangat.
" Ash-shiappp!! ".ucap Jian sembari menancap gas mobil dan keluar dari komplek perumahan.
3 jam kemudian aku dan Jian sudah puas menonton bioskop dan berkeliling mencari jajanan . kita berdua sangat bahagia dan di sepanjang jalan aku dan Jian hanya menceritakan film romantis yang tadi kita lihat di bioskop namun tetap saja aku terpikirkan tentang Andika . Apakah hari ini dia baik-baik saja ?, Bagaimana kabarnya?, dia nggak kangen aku apa ya?. Gumam batinku
Heningg..
"Hm, Lia si Andika apa kabar? Kok aku jarang liat si? ".Tanya Jian seakan-akan tahu apa yang sedang aku pikirkan.
"Gak tau" jawabku dengan singkat.
"Loh kenapa, lagi nggak akur ya?". Setelah
Jian mengungkapkan itu, tiba-tiba dia menghentikan mobil di depan kafe Bar.
"Loh, kok berhenti? Mau ngapain?". Tanyaku heran.
"Om aku nitip minuman soda Bentar dulu ya". Jawab Jian.
Aku pun hanya mengangguk kecil dan menunggu di mobil. Setelah Jian pergi masuk, tiba-tiba ia kembali lagi dan mengajakku untuk masuk ke kafe Bar dengan nafas terisak. Dan setelah aku bersama Jian masuk ke sana ternyata, terdapat Andika dengan wanita cantik berpakaian seksi sedang bersulang untuk minum minuman keras.
Rasa sakit dan kecewa pun hinggap di benakku semuanya terasa begitu hancur, bahkan jiwaku terlalu rapuh untuk harus berpura-pura Teguh melihat kenyataan yang begitu menyakitkan.
Aku pun berjalan menuju meja Andika dan wanita cantik itu yang sedang berangkul rangkulan. Namun saat hendak ke sana langkahku terhenti oleh Jian. Dia memelukku, melerai tangisku, dan memintaku untuk pergi dari sini dan saat itu aku tidak berdaya semua terasa lemas setelah melihat semua kejadian ini . Aku hanya bisa menuruti apa yang dikatakan Jian. Dan akhirnya aku pun pulang dengan kenyataan pahit dan menyakitkan.
๐๐ช๐ฏ๐จ๐จ!! ๐๐ช๐ฏ๐จ๐จ!! . Terdengar suara notif berkali kali di HP-ku. Akupun hanya melihatnya dari layar utama ponsel, lalu terlihat beberapa pesan dari kontak yang bernama Andika, setelah itu akupun membuka whatsapp dan melihat semua pesannya.
☆
Keesokan harinya kehidupanku kembali seperti dulu. Ke sekolah menaiki angkot, ke kantin dengan Jian dan menjauh dari keramaian. Sepi, itulah hidupku. Tidak aa yang menarik dalam diriku dan semuanya akan menjauh setelah mengenalku, termasuk kamu Andika.
๐๐ณ๐ช๐ฏ๐จ๐จ!! ๐๐ณ๐ช๐ฏ๐จ๐จ๐จ!!. Suara bel sekolah berbunyi, dan sebentar lagi pelajaran bu Deti akan segera masuk namun sudah dari 20 menit yang lalu bu Deti belum masuk ke kelas, lalu tiba-tiba terdengar suara pengumuman dari ruang guru, dan menyuruh seluruh siswa untuk berkumpul di lapangan.
Setelah pengumuman selesai, akupun dan Jian pergi ke kelas untuk mengambil buku, namun saat melihat bangku ku terdapat single bunga rose berwarna merah dan sebuah coklat berbentuk lope dengan sebuah surat.
Aku termenung setelah membaca surat itu, aku bingung antara menurutinya atau tidak, tapi menurut Jian aku harus menemuinya agar dapat memperbaiki suasana dan tidak ada kesalahpahaman, itulah salah satu saran dari Jian yang masuk akal di pikiranku.
Seusai pulang sekolah, aku pun pergi ke Rooftop sendirian menemui Andika, dan Sesampainya di sana sudah ada Andika dengan rokok di tangannya. Aku langsung mendengung sebal melihatnya lalu mendekatinya dan ingin mengambil rokok yang ada di tangannya, namun tanganku dicegah olehnya dan pandangan kita pun bertemu dengan detak jantung yang seakan membeku. "Kenapa ngeroko?". Ucapku
" Nggapapa Lia". jawabnya.
"Kamu udah janji buat berubah Dik, seenggaknya janji kamu yang ini tepatin, walaupun janji yang lain udah kamu ingkarin". Ucapku dengan terisak tangis.
" Maafin aku Lia, aku ngga sadar, semalem aku nggak inget apa apa, aku nggatau gimana awal nya tapi emang aku semalem ke Bar itu cuma mau beli minuman udah itu aku mau langsung pulang, aku nggatau kapan dari mana asalnya cewe itu datang ke meja aku". Ucap Andika dengan panjang lebar.
"Aku juga tau tau dari Jian pas ngirim poto aku sama cewe itu".sambungnya.
Hening tak ada jawaban, aku bingung untuk menjawabnya, seakan-akan otak pikiranku dan perasaanku tidak sejalan untuk menanggapinya.
" Aku sayang kamu Lia". Ucap Andika dengan lembut mencairkan semuanya. Pendirianku untuk melupakannya seakan-akan hilang seketika, aku tidak tahu ke depannya harus bagaimana, sedangkan Rasa sayangku untuknya masih sama. Walaupun sebagiannya sudah tertutupi rasa kecewa namun itu semua tidak ada pengaruhnya karena aku sudah terlalu dalam jatuh hati padanya.
"Lia, udah ya jangan nangis, nanti dunia ikut sedih liat kamu nangis". Ucap Andika.
Setelah mengucapkan itu dia pun melerai tangisku, mengusap pucuk Rambutku, dan meraih tanganku lalu mengecupnya dengan singkat.
" Sekarang keputusan ada di kamu Sayang, kalau memang hadirnya Aku di sini selalu bikin kamu sakit, Mendingan aku pergi dari hidup kamu yaa, kamu selalu tulus buat aku, kamu cewek satu-satunya yang nerima aku apa adanya, mungkin kesalahan aku yang kayak gini bukan untukku sekali atau dua kalinya tapi ini berulang-ulang kali aku juga sedih aku gak tega lihat kamu yang selalu sakit karena aku, aku memang sebrengsek itu Lia, Aku adalah cowok yang udah nyakitin wanita tulus yang selalu ngasih aku kesempatan berulang-ulang kali dan kesempatan itu berakhir dikecewakan berkali-kali". Ucap Andika.
"Maaf ya Liaa, mungkin kata maaf gak bakal nebus semua kesalahan aku". Sambungnya dengan nada bergetar, lalu dibalas anggukan kecil olehku.
" udah ya, gak usah minta maaf, ini semua bukan salah kamu tapi mungkin aku yang terlalu berharap buat kamu berubah, jadi kamu gak punya salah Oke?,aku juga sayang kamu Andika I love you more you love me, sebanyak apapun kesalahan kamu sejahat apapun kamu untuk aku dan Seburuk apapun dunia menilai kamu, aku bakalan selalu ada di samping kamu, aku nggak punya hati buat nyakitin kamu, aku nggak punya alasan buat ninggalin kamu, tapi aku punya alasan satu-satunya buat selalu ada untuk kamu". Ucapku, lalu menggantung perkataannya dan berpindah tempat dengan memberi jarak yang lebih dekat dengannya. " karena aku cinta kamu Andika Bintang Sandreaz, i will always love you darling, aku bakalan nemenin kamu mulai dari awal proses hingga kamu sukses berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi ". Sambungku, lalu memeluknya dan mengecup pipinya dengan singkat, setelah itu ia pun tersenyum hangat padaku, melerai tangisan akhirku, dan mencubit pipiku.
" Kamu sekarang nakal ya?, diajarin sama siapa kamu hm? ". Ucap Andika merespon tingkahku telah mengecupnya, aku pun hanya tertawa kecil mendengarnya dan setelah itu aku berlari meninggalkannya, mengambil sebungkus rokoknya yang tertera di meja, lalu Andika pun mengejarku dari Rooftop sekolah, memanggil namaku hingga ke tempat parkiran sekolah bersama dengan candaan dan tawa, dan sejak saat itulah kehidupanku kembali berwarna Karena aku telah kembali bersama Andika.
☆
๐ฌ๐๐๐๐๐ ๐ญ๐๐๐๐๐๐ ๐พ๐๐๐๐๐๐๐
๐ฟ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐
๐ฌ๐๐๐๐๐ ๐ญ๐๐๐๐๐๐ ๐พ๐๐๐๐๐๐๐
๐พ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐
๐ฌ๐๐๐๐๐ ๐ญ๐๐๐๐๐๐ ๐พ๐๐๐๐๐๐๐
๐ฝ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐.
๐ฌ๐๐๐๐๐ ๐ญ๐๐๐๐๐๐ ๐พ๐๐๐๐๐๐๐
๐ด ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐.
๐ฝ๐๐๐๐๐๐ ๐ป๐๐๐๐.
๐ฐ๐๐.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN BERKOMENTAR