Ingin ceritamu di posting di blog ini ? silahkan kirim ceritamu ke novalherdiana@gmail.com

Minggu, 08 Desember 2019

SAHABAT HATI



Karya : Sopa Marwah

Teringat jelas saat kita bertemu
Awalnya kita ragu untuk saling mengenal
Tetapi dengan berjalannya waktu
Aku dan kamu menjadi kita
Yang selalu bersama
Canda dan tawa telah kita lalui bersama
Oh sahabat
Terima kasih atas semua
Yang telah kau beri untukku
Tetapi sekarang
Jarak dan waktu menakdirkan
Kita untuk berpisah
Mentari pagi mempersatukan kita
Mentari sore memisahkan kita

SAHABAT


Karya : Yola Febrianti

*SAHABAT*
_Betapa baiknya kaupadaku dikala kubersedih kau selalu ada di sampingku dan setiap kekecewaan menimpa diriku,kau selalu menyemangati diriku.._

    *SAHABATKU*...
_Sungguh pedulinya kau padaku setiap diriku jauh dari kebahagiaan engkaulah selalu memberi kebahagiaan walaupun dengan canda tawamu ,tapii semua itu tulus dari hatimu.._

Selasa, 03 Desember 2019

KELUARGA KECILKU


Karya : Rita Resayani

Kenalkan namaku Rita. Aku dilahirkan dari keluarga sederhana, aku mempunyai tiga saudara yaitu kakak yang paling besar namanya Reni yang kedua dan ketiga adalah Kak Rina dan Rika. Aku mempunyai Ibu yang sangat aku sayangi yang bernama Ibu Mimi dan seorang Ayah kebanggaanku yang bernama Jum'an. Aku dilahirkan di keluarga sederhana, kebutuhan sehari-hari juga serba berkecukupan.

          Aku mempunyai Kakak yang paling besar dia sangat baik hati dan sekaligus mengerti apa yang diinginkan adik-adiknya.

          Aku juga mempunyai kakak yang kedua ia masih sekolah kelas 7 dia bersekolah di MTs Budi Sartika, dia dikategorikan anak perempuan yang nakal di sekolahnya, waktu itu ia berhenti sekolah sampai kelas 8.

          Dan aku Juga punya satu kakak lagi yang bernama Rika, dia adalah kakak yang sangat aku sayangi, dia masih sekolah kelas 5 SD, Kakakku sekolah di SD Padawening, dia orangnya nakal, banyak saja alasan, karena tidak mau pergi ke Sekolah. Waktu itu ia mau sekolah Agama, tapi dia malas untuk pergi ke Sekolah, waktu itu dia mempunyai ide ia pura-pura terpeleset lalu dia pulang dan ditanya sama Ibu, "Kenapa balik lagi?" dia bilang kalau dirinya terpeleset jadi semua pakaiannya Basah dan kotor, di balik semua itu ia orangnya pekerja keras dan pantang menyerah. Aku juga waktu itu masih kecil, belum sekolah, aku masih ingat waktu itu ayahku sakit. Ayahku dibawa ke Puskesmas Cineam, lalu kata dokter tidak sanggup untuk menanganinya, akhirnya dari Puskesmas Cineam dirujuk ke RS Manonjaya, akhirnya masih sama tim RS tidak sanggup juga untuk menanganinya.

          Dari RS Manonjaya dirujuk lagi ke RS UMUM. Aku tidak tahan melihat ayah aku sakit, aku ikut bersama Mobil Ambulance untuk membawa ayah ke RS UMUM Tasikmalaya, di dalam mobil aku tidak bisa menahan air mata lagi, aku merasa kasian kepada ayahku, tangannya di inpus, hidungnya diberi oksigen, aku menangis dan terus menangis tanpa berhenti.

          Sampai di RS Umum Tasik ayah langsung ditangani oleh dokter, waktu itu aku tidak bisa menginap, karena aku masih kecil, kemudian ibuku menyuruhku untuk pulang, aku dititipkan kepada tetangga. Waktu itu aku tidak betah dititipka kepada tetangga, lalu aku dan kakak yang kedua dititipkan ke Rumah Nenek.

          Hari itu aku sangat gembira karena ayah diperbolehkan pulang dari Rs, aku dan kakak berkemas untuk pulang ke Rumah, aku dan kakak dijemput oleh anak temannya ayah. Keadaan waktu itu sedang gerimis, aku dan kakak pulang hujan-hujanan untung saja aku dan kakak tidak sakit. Ketika sampai di Rumah aku disapa oleh ayah dan aku langsung duduk di sampingnya.

          waktu itu keadaan ayah masih belum sembuh total. Pada hari itu hari perpisahan kakak kelas kakakku, ibukku pergi untuk menghadirinya . Ibuku menitipkan ayah kepadaku, pada waktu itu aku mengurus ayah dengan baik, aku menyuapinya makan. Memandikannya walau perasaanku berbeda, ada rasa takut dalam hati, mungkin hari itu adalah hari terakhir aku bertemu dan mengobrol dengannya.

         Waktu itu ia ingin disuapi makan oleh anaknya yang ketiga. Akhirnya keinginannya terkabulkan, dan adaa lagi satu keinginan, yaitu bertemu dengan anaknya yang paling besar. Waktu itu kakaku sedang bekerja mencari uang untuk biaya ayah, waktu itu kakak ingin pulang tapi tidak bisa.

          Waktu itu hari sudah larut malam aku tidur di sampingnya sambil aku peluk tubuh ayah dengan erat. Keesokan harinya aku bangun lebih awal dan membangunkan ayah, tapi ayah masih belum bangun juga meski aku sudah membangunkannya, lalu aku menyuruh ibu untuk membangunkan ayah, lalu aku disuruh untuk memanggil tetangga dekat ayah yaitu mamangnya bah Omo, lalu Bah Omo mengecek ayah lalu dia bilang Ayah sudah tidak ada. Aku sangat terkejut dan terpukul atas berita itu. Aku langsung memberitahukan kepada kakak yang paling besar, bahwa ayah sudah meninggal. Dia sangat menyesal karena dia tidak bisa bertemu untuk terakhir kalinya.

          Ayah meninggalkanku dan keluarga, aku tidak menyangka Allah sangat cepat memanggil ayah, berarti malam itu malam terakhir bagiku dan keluarga untuk berkumpul. Aku menangis tersedu-sedu, karena aku tak terima atas semua itu. Meninggalnya ayah kakak ku yang ketiga putus sekolah waktu itu ia kelas 6 dan beberapa hari lagi dia akan ujian, tetapi ia bersih keras untuk keluar sekolah.

          Waktu ayah meninggal aku masih sangat kecil, aku masih belum mengenal ayau lebih jauh, aku belum bisa membalas jasa-jasa ayah dan aku juga masih butuh kasih sayang dari sosok seorang ayah, tapi aku berusaha tegar dan menerimanya meski hati sangat berat. Ayahku adalah ayah yang tak bisa tergantikan dan tak akan pernah, dia adalah seorang ayah yang tidak bisa ditemukan di manapun juga. Ia tidak pernah membentak anaknya, meskipun anaknya salah. Mungkin Allah terlalu sayang kepada ayah, makannya Allah memanggil ayah secepat itu. Aku sebagai anak hanya bisa mendoakan ayah yang terbaik, semoga ayah di tempatkan di surganya Allah swt.

UDIN INGIN PERGI KE SURGA


Karya : Leni Aulia N

 Gembira di wajah Udin secerah langit tengah hari. Ia duduk di bale-bale bambu sembari menantikan penjelasan ibunya tentang syurga. Tidak ada hal ini yang bisa membuat Udin begitu gembira sekaligus penasaran sosok Bapaknya. Maka ia akan merengek-rengek dan bertanya tentang surga, sebab setiap kali ia bertanya tentang bapaknya. Maka ibunya selalu memberi satu jawaban yang disukainya, "Bapaknya ada di surga".
"Di Surga aku bisa bertemu dengan bapak?" Tanya Udin. "Oh, tentu, di sana bapak menunggu kita kau bisa bertemu bapak di surga asal kau rajin Salat, Nak Kau sudah Solat?"  tanya Ibu
"Aku baru selesai shalat dzuhur Mak" Jawab Udin riang
"Iya baguslah" Jawaban Ibu sembari mengusap kening anaknya "Kau pasti bertemu bapak di surga." Udin mengangguk kemudian meraih tangab ibunya , " Aku pergi dulu Mak, Mang Kasim pasti sudah menunggu di dermaga, Assalamualaikum." Sembari mencium tangan Julaiha ibunya. "Walaikumsallam, hati-hati nak" Sambil Julaiha memandangi tubuh Udin yang kecil. Udin selalu merindukan bapaknya, sungguh sebuah kerinduan yang tak akan pernah sampai ke muara.

          Selepas pulang sekolah Udin pergi ke dermaga menemui Mang Kasim dengan perahunya. Mang Kasim kerap mengajak Udin mengantar hasil bumi dari desa- desa di pesisir yang hendak dijual ke Kota Kabupaten jalur sungai, menjadi pilihan penduduk satu-satunya, sebab jalan beraspal belum sampai ke desa mereka.
   
          Biasanya selesai membantu Mang Kasim Udin akan duduk di dermaga sampai senja. Tempat itu sebenarnya tidak layak disebut dermaga, tapi penduduk sekitar sudah menyebut dermaga. Hanya ada sebuah gubuk kecil beratap daun hipah dan beberapa tonggak kayu untuk menautkan tali perahu di sana. Gubuk itu milik Mang Kasim, letaknya tepat menghadap ke Sungai dan perbukitan.

          Udin pernah diceritakan guru agamanya, bahwa di surga mengalir sungai-sungai dan gunung-gunung bercahaya, senja yang berkilau dan mengoleskan pendarnya di permukaan. Surga berwarna kemerahan yang membungkus perbukitan, membuat Udin menjiwai apa yang diceritakan guru agamanya.
"Mang, pernah pergi ke Surga?" Tanya Udin. Pada lelaki berubah yang sedang duduk di sampingnya menjerat jala yang terkoyak. Siang hari sudah berganti menjadi senja, ketika Udin melempar tanya kepada Mang Kasim.
Lelaki itu terkekah "Kalau mau pergi ke Surga, berarti aku harus mati dulu Din."
"Kalau begitu bapakku sudah mati" pandangan bocah itu melesat menebus.

         Awan-awan pirau di langit, bola mata itu berkaca-kaca "Ibu selalu bilang kalau bapak ada di surga"
Mang Kasim menghelas nafas "Iya ibumu memang benar, bapakmu ada di Surga"
Mang Kasim menatap wajah Udin dengan disamaki rasa haru, terlihat dari tatapannya, lelaki tua itu sangat menyayangi Udin. Masih lekat dalam ingatannya ketika Sobari dikatakan tewas 10 tahun silam. Ketika itu Udin masih di dalam perut Julaiha. disiang naas itu, ia dan orang-orang menandu Sobari yang mati ditimpa kayu di hutan keliling.
"Kenapa harus orang lain duluan, aagar bisa ke Syurga?" Tanya Udin memecah lamunan Mang Kasim. Lelaki tua berkulit tembaga itu tercenung, ia kehilangan kata-kata. Mang Kasim mencari kata yang paling mudah untuk dicerna pikiran kanak-kanak. Seekir capung hinggap di ujung daun keladi, kemudian terbagi lagi. Capung itu menjentik-jentikan ekornya di permukaan surga yang mengalir begitu tenang "Kau pernah melihat capung dari punggung kumbang air?" Tanya Mang Kasim. Menghabiskan waktunya di pinggir sungai. Mustahil ia tak tahu cikal bakal adanya capung yang ia kerap tangkap bila ia sedang merasa bosan, lantaran tak ada muatan, jika arus sungai tidak bersahabat.
"Seperti itulah mungkin cara menuju Surga" jawab Mang Kasim sebisa-bisanya.. kumbang air harus mati dulu agar bisa menjadi capung yang bersayap dan dapat terbang ke banyak tempat.

           Matta Udin berbinar mendengar penjelasan itu, "Oh, jika aku punya sayap dan bisa terbang, aku bisa nyusul bapak ke Surga" katanya sambil ia berdiri merentangkan tangan seperti bersiap untuk terbang. "Jangan dulu, kau masih terlalu muda" Kata Mang Kasim, lelaki tua itu tertawa hambar, lalubia menggantung jala dan meneguk kopi yang mulai dingin ditiup angin. Ada rasa pahit yang mengantar di dada lelaki tua itu. Rasa pahit yang berbeda dari rasa pahit kopi yang disesapnya.

          Sesaat Udin terdiam, kepala kecil itu mengangguk-angguk senyum terkulum dibiarnya. Senyum misterius yang hanya Udin yang tahu. Apa rahasianya? Bocah itu bangkit dari duduknya  berlari cepat meninggalkan Mang Kasim, tegak di lantai papan dermaga. "Hai Udin mau kemana?"
"Aku mau pergi ke Sungai" jawab Udin. Tanpa menoleh, ia berlari sambil merentangkan tangan
Kali ini dengan mengepok-ngepok tangannya  seolah betul-betul sedang terbang. Udin makin jauh meninggalkan dermaga dan Gubuk Mang Kasim. Lelaki itu hanya bisa tersenyum saat menatao tubuh Udin yang lenyap kebalik tikungan setapak yang ditumbuhi Semak Lalang.

Senin, 02 Desember 2019

BINTANG DI MALAM HARI


Karya : Lisma Amalia

Assalamualaikum

Karya:LismaAmalia

Bintang engkaulah yang selalu menyinari dunia ini
Dimalam hari engkaulah yang selalu memberikan keindahan
Tiada hari tanpa malam hari....
Sunyinya dunia ini...
Ohh..bintang
Sinarilah dunia ini...
Seperti indahnya didunia ini

KERINDUAN


Karya : Adelina Nurkalina

Terbayang hanyut dengan lamunan 
Tenggelam malam penuh impian 
Slalu kulihat jam berdetik 
Tanpa bosannya jam untuk berputar 
        Terbayang kenangan Indah dulu 
        Teringin untuk kembali lagi 
        Akan tetapi semua itu sia sia 
        Karenamu yang tlah pergi 
Andai waktu dapat kuputar kembali 
Kan ku genggam kau dengan erat 
Kan ku gunakan waktu singkat itu untuk bercanda tawa 
Dan kan ku ikat kau untuk tetap bersama 
        Sekilas bayang dirimu 
        Yang kurindukan dihidupku 
       Andaikan ku bertemu denganmu
        Ku bakal erat memelukmu 
Tanpamu tak ada kebahagiaan 
Yang slalu menyelimutiku 
Disini diriku menunggu 
Akan kehadiran dirimu 
Karena aku sangat merindukanmu




Jumat, 29 November 2019

IBUKU


Karya : Meyra

IBU...
Engkaulah wanita yang telah melahirkanku
Yang mengandungku selama 9 bulan
Kaulah yang berjuang hidup dan mati untukku
Kau yang rela menahan sakit saat melahirkanku

OOH IBU...
Engkau yang pertama mengajarkanku
Menjadi wanita yang lebih sabar dan berani
Engkau adalah sosok ibu yang aku kagumi
Betapa sabarnya engkau menghadapiku

Maafkan anakmu ini yang selalu menyakitimu
Tetapi kau tetap memberikan cinta dan kasih sayang kepadaku
Candamu selalu mengiringi hidupku
Kata kata mu menjadi penyemangatku

IBU...
Kau yang selalu mendo'akanku
Air wudhu selalu membasahi wajahmu yang cantik itu
Semoga kita bertemu lagi di syurga nanti

GURU


Karya : Nurmawati Dwi A

Guru...engkaulah penerang hidupku
Tanpamu ku tak bisa menggapai cita citaku...
Terimakasih guru...
Kau sangat berjasa bagi jiwa dalam hidupku...
Ohh guruku...
Terimakasih atas segala perjuanganmu...
Karena kau telah mendidiku...
Dan karena tanpamu apa jadinya diriku ini...
Hingga aku tahu tentang segalanya...
Dan membuat wawasan ku menjadi lebih luas...
Ohh guru...
Kelak muridmu ini akan menjadi yang terbaik bagimu...
Agar engkau bangga terhadap muridmu ini...
Terimakasih atas semua jasa jasamu ini...
Yang tak akan pernah ku lupakan sampai nanti...

Rabu, 27 November 2019

PAHLAWAN


Karya : Siska Apriliani


Derap langkah lunglai
Berpijak di wajah pertiwi
Membakar semangat juang
Merdeka adalah harapan.    
   
Riuh rendah dentuman meriam
Tak surut semangat berjuang
Biarlah darah basahi rumput kering
Jiwa raga menjadi tumbal merdeka.

 Wahai pahlawan...
Biarlah kami putra putri bangsa
Teruskan perjuangan engkau
Menjadi abdi negara
Maknai arti merdeka🇲🇨

AYAH


Karya : Anisa Nuraeni


Telah rapuh Tulang-tulangmu
Yang dahulu kau gunakan
Untuk memberikan kami sesuap nasi
Untuk menunaikan kewajibanmu sebagai kepala keluarga

Kini… Kau berdaya lagi melakukan semuanya
Kini… Kau hanya mampu memberikan kami nasehat
Kini… Kau hanya mampu mengucapkan do’a yang lurus untuk kami
Untuk… anak yang telah kau besarkan dengan kerja kerasmu



Ayah….
Air mata ini tak mampu membalas semuanya
Semua yang kau lakukan untuk hidup kami
Semua yang kau berikan kepada kami

Ayah…
Kasih sayangmu takkan mampu tergantikan orang lain
Perhatian yang kau berikan kepada kami takkan pernah kami lupakan
Walaupun terkadang kami tidak mengindahkan semua yang kau berikan
Terkadang kami tak pernah menghargai semua yang kau berikan

Ayah….
Kini kamilah yang harus melakukan semuanya
Kamilah yang harus membalas semuanya
Kamilah yang harus memperhatikan mu

Ayah….
Izinkanlah kami menjadi anak yang berbakti kepadamu
Anak yang tak melupakan kasih sayang mu
Izinkanlah kami tuk membahagiakanmu

Ayah…
Meskipun kami sadar
Itu semua tidak bisa membayar semua yang telah kau berikan
Dan kami sadar, Nyawapun tak mampu membalas semuanya

Terimakasih Ayah
Kini kami menjadi orang yang mampu berdiri
Kini kami mampu menjadi orang yang mandiri
Kini kami mampu menapaki hidup dengan do’a dan kasih sayangmu
Aku mencintaimu Ayah.

Ayah
Di setiap tetes keringatmu
Di derai lelah nafasmu
Di penuhi kasih sayang yang luar biasa.

PAHLAWAN


Karya : Dea Nizma


Untukmu pahlawanku...
Demi negeri kau reka mengorbankan waktumu
Demi bangsa kau rela mempertaruhkan nyawamu
Di depan,Maut menghadangmu
Tapi kau tetap berdiri dengan gagah dan berani

Hari harimu di penuhi dengan cucuran keringat
Hari harimu di penuhi dengan cucuran darah
Dan dihiasi dengan bunga bunga kematian

Sungai darah mengalir dimana mana
Bambu runcing yang selalu setia menemani mu
Untuk mengangkat derajat negeri Indonesia ini

Pahlawan...
Kami tidak tahu harus bagaimana kami membalas jasa jasamu
Apakah kami harus Turun ke medan perang sepertimu
Ataukah kami harus mandi berlumuran darah sepertimu
Kami hanya bisa mengingat jasa jasamu
Dan tidak melupakan perjuanganmu
Untuk Indonesia ini
Terimakasih pahlawanku.

Sabtu, 23 November 2019

PENGHIBUR SEJATI


Karya : Tita Herawati

Disaat hati ini tengah hancur
Engkau selalu ada untuk menghibur,
Disaat hati ini tengah tersakiti
Engkau selalu ada untuk menemani.

Engkaulah penghibur sejatiku(:
Meskipun kau tidak menghiburku secara langsung,
Tetapi video-video keseharianmu selalu membuat aku tersenyum bahagia.
Dengan tingkah lucu-mu bisa menyembuhkan luka dihatiku.

Engkaulah penghibur sejatiku(:
Ingin aku bertemu denganmu secara langsung,
Tetapi itu hanyalah sebuah mimpi yang tidak akan pernah bisa terwujudkan.

    _Tetaplah menjadi penghibur sejatiku sayang😉_

GURUKU


Karya:Greva Gristya Hermana

Guruku...
Kau adalah pelita dalam hidupku
Di dekat kelas kau nantikan muridmu
Guruku tersayang
Guruku tercinta
Tanpamu apalah jadinya aku
Mungkin aku tak bisa baca tulis
Mengerti banyak hal
Guruku terima kasihku pada mu
Kau meberangi hidupku
Berkat kau menjadi guruku
Kau bisa menggapai cita cita ku
Kau tak mengimbalkan apapun dari muridmu
Guruku
Terima kasihkau telah menemani hudupku
Dalam pelajaran pelajaran yang kau berikan padaku
Terima kasih
                     Pusakamukti 14 November 2019

TENTANG SAHABAT



Karya:GrevaGristyaHermana

Masih teringat jelas...
Saat pertama kali kita dipertemukan
Kita yang dulu enggan untuk menyapa
Kini,...
Menjadi berat untuk saling diam
Hari demi hari, telah kita lewati
Minggu demi minggu, telah kita lalui
Mungkin ini hari terakhir kita
Karena perpisahan telah menanti kita
Rasanya baru kemari aku tahu namamu
Tapi sekarang
Kita harus berpisah
Masing masing dari kita
Punya tujuan yang harus diperjuangkan
Jujur,...
Hati ini tak pernah ingin menjauh
Didepan mata
Mungkin takan lagi terasa
Kini,...
Hanya tertinggal menjadi memori
Dan tak mungkin
Untuk diulang kembali
Jangan lupakan semua kisah
Yang pernah kita lalui bersama
Kisah yang meninggalkan luka

IBU


Karya: Ade Risfa Nurul Aulia

Ibu...
Engkaulah malaikatku
Penyemangatku
Juga penerang hidupku.
Ibu...
Perjuangan mu sungguh tak terbayang
Begitu banyak keringat yang keluar
Hanya untuk mengurus ku.
Ibu...
Teramat banyak jasa-jasa mu
Yang tak kan pernah bisa ku balas
Hanya dengan materi semata.
Ibu...
Terima kasih ku kepadamu
Karena telah membesarkan ku
Dan mengasihi ku hingga saat ini.

Rajadatu,23 Nov 2019

MAAFKAN AKU BUMI


Karya : Ai Nazwa. F

Bumi apakah engkau menerima
Aku tuk hadir
Dan menginjakan kakiku di bumi ini
Aku selalu berharap kau menerimaku
Dengan segala kekuranganku

MAAF BUMI..
Aku mengaku kalah padamu
Kau terlalu hebat bagiku
Hujan saja mampu melumpuhkanku
Dan bintangpun tertawa mengejekku
Bahkan langit tak pernah mendengarkanku

Yang bisa kulakukan
Hanya tersenyum
Di depan cermin yang retak

Mungkin aku jauh dari kata baik
Maafkan aku yang belum bisa jadi manusia yang baik
Aku akan berubah
Walau
Kata berubah mustahil dengan diriku_

IBU


_Karya; Revanii Sri Mulyani_
Ibu..
Engkau adalah Bulan dalam Malam ku
Engkau bagaikan Lilin di tengah gelapku
Engkau adalah penyemangat hidupku
Ibu...
Engkau adalah Penuntun di setiap Langkah ku
Kesabaran mu begitu sangat mulia.
Membesarkan ku dengan penuh rasa cinta
Ibu...
Terimakasih ku Padamu
Merawat dan mendidik ku dengan rasa ikhlas dan tulus.
Ibu...
Jasa mu, begitu sangat berarti bagi hidup ku.
Kasih sayang mu sangat menyentuh hati ku
Oh..Ibu...
Terimakasih ku Padamu
Engkau yang telah menjadi Pahlawan ku.
Dan Jasa mu,Yang akan selalu ku ingat Sampai nanti...
  *Rajadatu,14/11/2019*

Senin, 11 November 2019

BINTANG DAN BUKU DIARY


Karya : Winda Mutmainah

Bintang membuka pelastik pembungkus kado dengan buru-buru, kado itu berbentuk buku diary. Cover depan berwarna merah. Diary itu bergambar mawar merah segar di tengah-tengahnya. Mawar itu tampak hidup. Bintang menyentuh mawar itu, ia merasa ujung jarinya dingin, seperti menyentuh kelopak mawar sungguhan.

          Bintang terkejut ketika  bunga mawar itu bergerak-gerak dan semakin membesar. Tiba-tiba bintang berada di ubun Bunga Mawar. Tubuh Bintang mengecil. Ia bertemu Semut hitam yang berjalan beriringan, para Semut itu membawa bola-bola cair bening berkilauan ditimpa sinar matahari pagi, seperti untaian kalung berlian. Menyilaukan mata. Salah satu semut itu menyapa Bintang, "Hai, Bintang". Bintang kaget, ia tidak menyangka ternyata semut-semut itu bisa berbicara dengannya. Bagaimana mungkin mereka tahu namaku ? Pikir Bintang. Bintang berjalan mengikuti jajaran batang mawar. Batang tanaman mawar sangat besar-besar dan kuat. Duri-duri mawar yang menonjol cukup kuat diduduki Bintang. Dari kejauhan si kaki seribu duduk di atas pohon tumbang. Ia kelelahan mengikat tali sepatunya. Bintang tertawa terpingkal-pingkal melihat kejadian itu. Serta merta Bintang merasa kasihan dan berniat membantu si kaki seribu.
"Bolehkah aku mengikat tali sepatumu?" Tanya Bintang. "Oh.. Tentu, aku sudah lelah mengikat tali sepatu." Jawab si Kaki seribu, kemudian si Kaki seribu mengeluarkan harmonikanya dan meniupnya dengan keras. Ia tampak bergembira. Binatang-binatang mulai keluar dari balik rerumputan, mereka menyanyi-nyanyi dan menari. Sungguh mereka sangat berbahagia. Bintangpun mengikat tali sepatu Si Kaki seribu sambil menggoyang-goyangkan kaki. Ia turut bernyanyi bersama.

          Ketika tengah asik bernyanyi, mereka dikejutkan dengan Capung yang meniup peluit. "Perhatian-perhatian!!" Teriak Capung. Semua berhenti, menanti pengumuman dari Capung. Bintang mengamati Capung yang membawa pengumuman. Kertas pengumuman itu terbuat dari daun melati yang diikat dan digulung rumput kering. Kertas itu berbau harum, seperti daun teh kering. Bintang merasa pernah mengenal bau itu, tapi ia lupa. Ia berusaha mengingat keras-keras di mana ia pernah menyium baunya, tetapi usaha itu sia-sia. Bintang sudah dikejutkan dengan suara Capung yang menyampaikan berita penting.


ANAK TERSESAT DI HUTAN



Karya : Redi Yanto

Pada suatu hari hiduplah beberapa anak. Di Tengah perkampungan sehari-hari dia berburu kehutan untuk mencari makanan. Suatu hari beberapa anak tersebut tersesat ke dalam Hutan pada saat berburu. Hari sudah gelap akhirnya anak tersebut bermalam di Hutan yang gelap dan bersandar di Pohon, lalu beberapa anak tersebut tidur pulas.

          Lama-kelamaan Kakeknya mencari si Anak tersebut, lalu si Kakek berteriak memanggil anak tersebut. Dia berfikir itu hanyalah mimpi, akhirnya dia menjawab teriakan tersebut. Waktu sudah menunjukkan siang, merekapun berjalan mencari jalan keluar. Akhirnya bertemu dengan Kakek yang sudah tidur. Si Kakek tersebut sudah beberapa kali berteriak, hingga dia lelah dan tidur. Si Anak tersebut membangunkan Kakek. Si Kakek bangun saat melihat anak yang dicarinya di dalam hutan.

          Akhirnya Si Kakek berpetualang sambil senang saat melihat mereka ketemu dan si Kakek pulang sambil berpetualang ke dalam hutan. Akhirnya si Kakek menjadi petualang dan beberapa anaknya ikut senang

SAHABAT TERBAIK


Karya : Siti Karina

Setelah 6 tahun saya sekolah di SDN 2 Rajadatu, saya meneruskan sekolah ke MTs Budi Sartika. Pada saat hari pertama saya sekolah, saya bingung karena teman saya dari SD yang meneruskan ke MTs itu perempuannya cuma saya seorang, dan laki-lakinya ada 4 orang sekolah ke sini. Setelah itu, saya bingung duduk sama siapa, karena dulu belum pada kenal. Akhirnya ada satu orang siswa yang baru datang dan dia itu bingung mau duduk di mana dan sama siapa. Sayakan duduknya sendiri, akhirnya saya ajak dia duduk bersama.

          Setelah itu kita duduk bersama dan saling berkenalan, akhirnya kita akrab. Kemudian kita dibagi-bagi kelas dan saya sekelas dengan teman yang baik-baik. Teman itu ada Reina, Reini, Delia, Leni, Rita dan Ela. Setelah itu kita duduk di bangku masing-masing. Reina sama Reini, Rita sama Leni, saya sama Delia, dan Ela duduknya sendiri, karena tidak ada lagi perempuan di kelas VII-B, hanya ada 7 orang.

          Kemudian kita naik ke kelas VIII, kita duduknya masih seperti kelas VII, tetapi Leni, Rita, Ela bergantian duduknya jadi Rita sama Ela, dan Leni sendiri. Setelah itu kita naik ke kelas IX, tetapi ketika kita naik ke Kelas IX sayangnyah ada satu sahabat yang keluar namanya Ela, dia keluar karena dia mau menikah pada bulan November yang akan datang. Jadi sisanya perempuan ada 6 orang, tetapi tidak ada rasa bosan walaupun perempuannya cuma berenam, dan tak lama lagi kita akan berpisah untuk selamanya.

          Walaupun kita telah berpisah, kita pasti bisa mempererat tali silaturahmi, terutama tali persahabatan, dan jangan pernah kita lupakan semua luka dan kebahagiaan yang telah kita lalui bersama.

COOKING COMPETITION



Karya : Nizaar Akmal

Pada suatu hari di sebuah kampung yang bernama kampung Pulo, ada 2 orang anak kembar, mereka bernama Asep dan Upas. Sejak kecil merka suka sekali memasak, mereka berdua pintar memasak, mereka belajar memasak dari Ibunya. Tetapi waktu mereka berumur 9 tahun, orang tuanya berpisah, akhirnya mereka juga berpisah, Asep bersama Ibunya dan Upas bersama Ayahnya. Keluarga mereka terpisah karena ada masalah yang besar.

          Semenjak keluarga mereka berpisah, sang ayah menjadi pengusaha yang kaya raya, dia mempunyai perusahaan tambang emas, sedangkan Ibunya menjadi orang miskin, yang segala kebutuhannya kurang tercukupi.

          Disuatu hari Asep menemukan poster lomba memasak, dan dia siap untuk mengikuti lomba tersebut. Selama satu minggu ia berlatih bersama Ibunya, dengan alat dan bahan seadanya, dan ternyata Upas juga bersiap-siap untuk mengikuti lomba tersebut.

         Akhirnya pada hari dimulainya perlombaan memasak, Asep sangat bersemangat dan Upas juga bersemangat.

             Saat berlomba Asep masuk ke Semi Final, saat itu dia sangat senang. Upas juga masuk ke Semi Final, tetapi di Semi Final ada salah satu peserta yang curang, dia menaburi bahan beracun ke Peserta yang lain, tapi rencananya gagal karena Asep mengagalkannya.

          Setelah semi final Asep masuk ke Final dan Upas juga saat di Final mereka bertemu, tetapi karena sudah lama tak jumpa mereka tidak saling mengenal. Saat final mereka berdua bertarung sangat sengit, dalam final ada 3 ronde. Pada Ronde pertama Asep menang, tetapi pada Ronde kedua Upas yang menang. Pada saat Ronde ketiga mereka sama , kemudian ada Ronde tambahan, dan pada saat itu Upas , mengalami kesalahan, Lalu Asep memanangkan pertandingan, dan mendapatkan hadiah sebesar 1 M, saat menerima Hadiah Asep bersama Ibunya, ketika itu ada Upas bersama Ayahnya. Ibunya Upaspun terkejut saat melihat mantan Suaminya, pada saat itu Asep menemui Upas, lalu Ibu dan Ayahnyapun bersatu kembali, dan mereka hidup bersama lagi.

MASA MTS ADALAH MASA YANG INDAH


Karya : Delia Fitriani Ramadanti

Perkenalkan nama saya Delia, saya lahir pada tanggal 8 November 2004. Pada awal pertama saya masuk MTs, rasanya asing banget dengan orang yang ada di sekelilingku, karena saya belum mengenalnya. Pada saat MOK saya sudah terlambat untuk masuk dan saya bingung untuk duduk dengan siapa karena sudah penuh. Akhirnya saya duduk dengan Siti, lalu Siti tersenyum dan Siti mengajak berkenalan denganku.
"Hai, nama kamu siapa?" Dia menyapaku, "Perkenalkan namaku Delia, kalau kamu siapa?", lalu dia menjawab kalau namanya adalah Siti.

           Waktu istirahatpun telah tiba, saya bertemu dengan Reina Reini yang sudah mengenalku sejak SD. Pada akhirnya aku, Siti dan Reina, Reini pergi untuk beristirahat, setelah lama kelamaan sayapun memiliki teman yang sangat banyak. Sampai akhirnya jika ingin ke Kantin kita selalu bersama-sama dengan mereka bertiga. Ada 3 Wanita lagi yang belum saya kenal. Akhirnya saya berkenalan dengan mereka, mereka namanya adalah Rita, Leni dan Ella, tetapi ketika naik ke kelas VIII MTs, banyak murid baru yang masuk ke Sekolah, yaitu namanya adalah Ilham dan Faiz. Di kelas VIII saya memiliki wali kelas yang sangat ganteng baik dan Cool, Pak Adi adalah Wali Kelasku.

          Tapi yang paling menyebalkan menurutku banyak yang pada bolos sekolah dan anak-anaknya bandel banget. Kelas akupun dikenal seantero sekolah dengan julukkan kelas yang paling berisik, dan membuat kelas kami tidak disukai Guru-guru. Padahal anak-anaknya lucu kok Yaahh ?? Walaupun sangat menyebalkan.

          Kenang-kenangan yang tidak pernah saya lupakan pada saat duduk di bangku kelas IX, aku memiliki teman-teman dan juga sahabat yang baik hati, tidak sombong dan juga tidak memandang kaya dan miskin. Di MTs ini saya merasa memiliki keluarga baru yang tak pernah bisa kulupakan dan tidak ternilai heeee     ... hmm !!. Setiap ada salah satu teman yang sedang sedih atau kesulitan pasti semuanya pada menghibur dan membantunya supaya tidak sedih, dan melupakan masalah yang  sedang dialaminya. Paling asik ketika kumpul bersama, selalu ada canda dan tawa dari mereka yang paling asiknya, pada saat guru tidak masuk hanya memberikan sebuah tugas, disitulah kami memulai canda dan tawa bersama-sama.

          3 tahun yang terlalu cepat terasa di MTs Budi Sartika. Tidak pernah bosan mengingat beberapa pengalaman menyenangkan, memalukan dan gila bersama teman. Membuat beberapa sulit untuk dilupakan, walaupun masih bersama tapi tak lama bagi kita akan segera berpisah. Teman-teman yang bersama dari kelas 5 yang baru bertemu di kelas VIII, Sampai menjadi sahabat di kelas IX itu yang dikenang, Belajar bersama hingga kerja sama, yang dari Junior menjadi senior yang mau lulus mencari habitat baru di SMA.

          Mungkin guru-guru akan mengenang angkatan kami yang dicap agak nakal, pembangkang, ahli nyontek, bahkan angkatan paling gila yang memiliki karakter yang berbeda disetiap orangnya yang kepintaran dan mulutnya yang berbeda-beda setiap karakternya. Membuat para guru stress, namun kamilah siswa yang disiapkan dengan baik oleh para guru di sini, di sini kami sendiri.
Kenangan masa - masa MTs tidak akan pernah terlupakan, semoga sukses terus yaaa... kawan.

Rabu, 06 November 2019

AWAL MASUK PESANTREN


Karya : Nisa Awalia Marwah

Pada hari minggu tepatnya pada tanggal 15 Juli 2017. Saya masuk Pesantren Murottatul Quran Al- Mubarok. Di sana saya mulai beradaptasi dengan teman-teman yang ada di sana. Awalnya saya merasa canggung ketika sedang berkumpul dengan mereka, setelah beberapa hari saya tidak canggung lagi untuk berbicara.

          Hari senin pagi saya mulai berangkat ke Sekolah baru saya bersama teman-teman baru. Saya di sana bersama teman-teman mengikuti MPLS. Sambil beradaptasi dengan teman-teman yang ada di Sekolah, di sana saya sudah mulai memperkenalkan diri di hadapan teman-teman dan guru. Setelah itu satu persatu guru menyampaikan materinya kepada siswi-siswi yang ada di SMP Bahrul Ulum. Setelah jam sekolah selesai, saya kembali pulang ke Pesantren. Di sana saya beristirahat sejenak sambil menceritakan awal masuk sekolah tadi, setelah itu saya langsung mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan mengaji di sana.

          Setelah beberapa bulan saya tinggal di Pesantren, saya merasa tidak nyaman berada di sana. Saya selalu ingat kepada Ibu, setiap hari saya selalu gelisah ingin pulang ke Rumah. Saya selalu menelpon Ayah saya dan selalu meminta ingin pulang. Hampir setiap hari saya menangis, karena sudah tidak tahan dengan keadaan di sana.

          Hari kamis malam Ayah saya menjemput ke Pesantren, setelah itu Ayah saya terus menerus menanya, "kenapa ingin pulang?". Saat itu saya hanya menjawab dengan tangisan. Akhirnya saya ikut pulang bersama Ayah saya, sesampainya di Rumah saya ditanya, "Kenapa ingin pulang?" Kata Ibu, saat itu juga saya tidak bisa menjawab. Saya terus menerus menangis, dan saya akhirnya memutuskan untuk pindah Pesantren dan Sekolah Ke MTs Budi Sartika dan Pesantren Tadris Al-Quran. Setelah saya pindah ke Pesantren baru, saya tidak merasa gelisah ingin pulang, karena sudah nyaman dan sudah menemukan teman-teman yang baik.

BAIK LUAR DALAM


Karya : Ade Sherly Sriwahyuni

Pada suatu hari, ada dua orang gadis bernama Rina dan Tina yang sedang mengerjakan tugas Sekolah di Rumah Rina, mereka mengerjakan dengan serius dan suasanapun sangat hening. Tak lama kemudian ada seorang perempuan dan dia juga sama temannya Rina sama Tina, dia bernama Tanisa, namun Tina seolah-olah tidak memperdulikan kehadiran Tanisa. Tak lama kemudian Rina meminta Tina untuk menemui Tanisa di Luar, kata Tinapun  kepada Ibunya berkata, "Ibu bilang saja kalau aku lagi gak ada di Rumah!", Ibupun menjawab, "Loh kenapa Tin?, kok kamu gituh?", "Gak apa-apa kok Mah bilang saja gitu!" Kata Tina, Ibu menjawab, "Oh, ya udah".
          Rinapun bertanya kepada Tina, "Tin, kenapa kamu begitu sama Tanisa?, kasian loh dia datang dari Rumahnya ke sini, dia anaknya baik Tin", (dengan agak kesal), "Dari luarnya memang kaya orang yang gak baik, tapi sebenarnya dia baik kok, masa kamu mengukur sikap seseorang hanya dari luar saja", "Ah Rin kamu gak tau sih, dia itu suka ngomongin orang lain dibelakang, bahkan suka menjelek-jelekan orang lain pokoknya banyak deh yang gak bisa aku bicarakan kepadamu Rin", "Tapi setidaknya kamu memiliki hati yang tulus Tin bukan dari sahabat dari luarnya baik tapi didalam busuk" Ujar Rina dengan baik-baik. "Yaudah, maaf seharusnya aku tidak melihat dari luarnya saja, jadi kita dalam berteman tidak boleh melihat seseorang dari luarnya saja, tetapi kenalilah hatinya yang paling dalam".

MALAS SEKOLAH


Karya : Ade Qisti Saufa

Minggu menjadi hari libur yang membuat orang malas melakukan aktivitas. Ada yang memilih berlibur, ada yang hanya berada di Rumah melepas lelah, setelah hari-hari sebelumnya penuh dengan aktivitas.

          Begitu pula dengan Rima' dia memilih bersantai di Rumahnya. Sampai-sampai hari senin waktunya sekolah, Rima masih belum siap menghadapi aktivitas sekolah yang menurutnya membosankan.
"Rima, kamu belum berangkat ke Sekolah? Ini sudah siang looh, nanti telat," Tanya Ibunya
"Rima masih capek, bolos sehari saja tidak apa-apa, lagian tidak ada test dan PR." Jawab Rima
"Ya jangan begitu. Sekolah itu bayar, menuntut ilmu itu jangan sampai kamu sepelekan begitu saja." Jawab Ibunya

          Melihat gelagat dari anaknya, Ibu menjadi kesal dan geram, terus membawa anaknya kesebuah tempat, keemudian Ibunya mengajak Rima kesuatu tempat yang ada di sana banyak anak-anak pengemis.
"Lihat mereka, mereka mengemis mencari uang, untuk makan saja, mereka harus bersusah payah, apalagi untuk biaya sekolah," jelas Ibunya memberi tahu anaknya. Kemudian Ibunya mengajak lagi kesuatu tempat, di sana dipenuhi oleh anak-anak dengan latar yang berbeda.
"Ini tempat apa Bu?" Tanya Rima
"Nah, lihat ini tempat anak-anak yang sudah tidak punya orang tua, yang membiayai sekolah, padahal mereka juga mau sekolah." Jelas Ibunya.
Kemudian Rima sadar, dan ia mau berangkat ke Sekolah meskipun ia terlambat. Ibunya mengantar Rima sampai ke Sekolah. Di dalam perjalanan menuju sekolah Rima melihat, anak sekolah yang berjalan pincang.
"Alangkah beruntungnya aku, masih memiliki fisik yang sempurna tapi bermalas-malasan untuk sekolah, sedangkan mereka yang cacat bisa semangat seperti itu." Gumamnya.

MENEMUKAN DOMPET


Karya : Dila Meilani

Sudah beberapa bulan aku menunggu panggilan kerja, rasanya hariku pilu dan bingung tanpa arah. Kerjaanku hanya luntang-lantung di Rumah. Bingung rasanya, ingin usaha tapi tidak punya modal. Suatu hari kuniatkan untuk mencari lowongan pekerjaan, barangkali ada perusahaan yang membutuhkan karyawan baru.

          Saat aku berjalan di sudut jalan paling ujung trotoar, aku melihat dompet berwarna cokelat, kuhampiri dompet itu, kubuka dan kulihat isinya KTP, SIM dan beberapa kartu Tabungan yang isinya sangat fantastis. Dalam pikiranku muncul agar aku menggunakan isi dompet itu.

         Tapi tidak, aku harus mengembalikkan dompet ini kepada pemiliknya. Tak selang beberapa lama ku kembalikan dompet itu. Bermodalkan KTP aku menemukan rumahnya, di Perumahan elit dekat dengan Hotel bintang lima. Ku tekan bel dan kemudian dibuka oleh pembantu yang bekerja di Rumah itu.
"Permisi bu, benarkah ini alamat pak Budi?"
"Iya benar, anda siapa?" Tanya pembantu itu. "Saya Andri, saya ingin bertemu dengan pak Budi, ada urusan penting"
"Baiklah, silahkan masuk kebetulan bapak ada di Rumah", Kata pembantu itu
Aku masuk dengan malu-malu ke Rumah megah Si Pemilik dompet yang kutemukan.
"Ada apa? Siapa kamu?" Tanya Pak Budi
"Saya Andri Pak, mohon Maaf sebelumnya, saya menemukan dompet Bapak di Trotoar dekat Hotel"
"Oh ya, silahkan duduk Nak!"
Aku duduk di dekat beliau dengan menyerahkan dompet yang kutemukan tadi.
"Kamu tinggal di mana dan kerja apa Nak?" Tanya beliau dengan penasaran,
"Di Komplek Indah Sari Pak, saya masih menganggur Pak, sudah ke mana-mana saya melamar pekerjaan tetapi belum dapat panggilan", Jawabku
"Kau sarjana apa?", Tanyanya
"Sarjana Ekonomi Manajemen Pak", Jawabku
"Oh baiklah Nak, di Perusahaan Bappak sedang membutuhkan stap Administrasi, barangkali jika kamu tertarik bisa datang ke Kantor saya besok pagi jam 9. Ini kartu nama saya", Sambil menyodorkan kartu namanya kepadaku.
"Sungguh pak?"
"Iya Nak, saya membutuhkan karyawan jujur seperti dirimu"
"Iya Pak, besok pagi saya akan datang ke Perusahaan Bapak"
"Iya Nak, saya tunggu besok"
"Baik Pak, kalau begitu saya permisi pulang dulu", Kataku
"Iya Nak, silahkan hati-hati di jalan." Jawabnya

          Aku sangat senang bisa mendapatkan pekerjaan tanpa disengaja, di bagian Staf Administrasi pula, ingin rasanya aku loncat-loncat sambil berteriak saking bahagianya.

ANAK DURHAKA KEPADA ORANG TUA


Karya : Yayat Hidayat

Suatu ketika ada seorang anak yang bernama Pandi, ia selalu menyusahkan Ibunya. Pada waktu ketika ia disuruh Ibunya untuk membeli gula, tapi Pandi malah menolak, karena malas untuk perginya. Dia lebih mementingkan melihat HP daripada nurutin kata Ibunya, tetapi Ibu Pandi tetap sabar, walaupun ia dibentak-bentak oleh Pandi.

          Semakin lama Pandi selalu menyuruh Ibunya mengambil makanan maupun minuman. Ibunya dianggap oleh dia seolah seperti pembantu oleh Pandi. Pandi semakin berkuasa kepada Ibunya karena Ayah Pandi sudah wafat 3 tahun yang lalu. Ibu harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama Pandi. Ibu selalu menangis dengan perlakuan Pandi kepadanya.

          Pandi keluar dari Kamarnya dan ia berkata, "Bu, minta uang dong!"
"Buat apa nak?" Kata Ibu, "Minta saja, kalau gak mau ngasih ya gak apa-apa, dasar pelit." tiba-tiba Pandi naik motor dan pergi bersama teman-temannya, sesudah sampai di Tempat ngumpul, ia dihina sama teman-temannya yang mempunyai HP canggih, sedangkan ia hanya mempunyai HP biasa-biasa saja. Pandipun marah karena dihina temannya. Ia langsung pulang dan sesampainya di Rumah, ia menendang pintu rumah dan berkata, "Bu, aku ingin beli HP yang lebih canggih dari HP ini"
"Emang HP ini kurang bagus Nak?" kata Ibu, "Iya Bu, aku ingin HP yang lebih canggih,"
"Tapi, Nak Ibu sedang tidak punya uang," kata Ibu. "Pokoknya aku gak mau, pengennya punya HP yang lebih canggih daripada ini " kata Pandi. "Iya Nak, akan Ibu usahakan," Kata Ibu.
Pandi menjawab, "Nah, gitu dong kan aku gak bakalan dihina lagi."
Ibupun bingung harus darimana ia mendapatkan uang untuk membelikan HP anaknya. Ibu terpaksa harus menjual rumahnya, karen itu adalah satu-satunya harta benda yang ia miliki. Ibupun langsung menjual rumahnya dan membelikkan HP yang canggih. Sesudah dibelikan HP canggih oleh Ibunya. Pandi pulang Ke Rumah dan di Rumahnya banyak orang. Pandi, "Ada apa ini?"
Orang yang di Rumah Pandi, "Rumah ini sudah saya beli,"
"Siapa yang menjualnya?" kata Pandi
"Ibu kamu."

          Pandi dan Ibunya pindah ke Rumah yang banyak debu, Pandi tidak sudi tinggal di Rumah yang sekarang. Ia menampar Ibunya dan menonjok, karena Rumah pemberian Ayahnya dijual. Ibupun lari kehutan dan memohon kepada batu yang dipercaya batu kutukan. Pandi mengejar Ibunya sambil membawa pisau, karena dia ingin membunuh Ibunya. Saat ia berlari, ia terpeleset kejurang yang dalam, dan tertimpa batu yang dimohon Ibunya.

PERTEMANAN SQUAD KELAS IX B



Karya : Reini Febriani


Teman adalah segalanya, karena dengan teman kita bisa meminta pertolongan, dan kita adalah manusia biasa yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Kita itu hidup berdampingan, walaupun ada cacian dan fitnahan, ada kesalah pahaman di antara pertemanan, tapi jika kita menjalani itu semua dengan hati yang ikhlas dan menganggap semua itu hanyalah masalah yang biasa terjadi di antara pertemanan, pasti masalah itu cepat berlalu, dan tidak akan menimbulkan pertengkaran yang serius.

          Di saat lagi ada masalah yang membuat perasaan kita hancur/sedih, tapi ketika sudah bertemu dengan teman-teman di Sekolah, perasaan itu tidak akan terasa, karena kebersamaan dengan teman adalah hal yang paling menyenangkan sebab, sikap kekonyolan yang diperlihatkan dan canda tawa yang selalu dilontarkan membuat kita lupa, membuat kita lupa bahwa kita punya masalah. Meskipun mereka tidak tahu seperti apa perasaan kita saat itu gimana.

          Aku teringat kisah kita (IX-B) saat ada perlombaan kebersihan kelas dan kelas paling kreatif. Waktu merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Hari itu adalah Hari Rabu, persiapan untuk melakukan pendekoran kelaspun dimulai, sesudah pulang Sekolah pukul 14.25 WIB. Kami bekerja sama membagi tugas masing-masing. Hingga akhirnya waktu menunjukkan pukul 16.30 WIB, kamipun memutuskan untuk melanjutkannya sesudah Shalat Magrib, karena saya tidak punya kendaraan. Saya dijemput teman yaitu Delia, kemudian memanggil yang lain agar cepat berkumpul di Sekolah, karena siswa kelas IX B, tidak semuanya di Rumah, ada yang tinggal di Pesantren dan yang di Rumahpun tidak mendapatkan Ijin, jadi yang ke Sekolah tidak semuanya hadir, yang hadir hanya  beberapa orang saja, yaitu Saya (Reini), Delia, Reina, Siti, Ilham, Feri, Noval, Alif, Saepulloh, David (Tinggal di Pesantren, tapi dipaksa untuk tidak ikut ngaji 😂). Satrio datanya pas malam karena iktu mengaji.

          Setelah semuanya hadir, kamipun mulai mengerjakan tugas masing-masing. Saya, Reina dan David membuat Graviti dan Gambar Minion di Tembok bagian belakang dalam kelas. Delia dan Siti membuat kerajinan dari kertas layangan, kertas Origami dan balon huruf, karena ada barang yang tertinggal, Reinapun pulang ke Rumah untuk mengambil kuas bersama David. Akhirnya yang melanjutkan gravitinya saya sendiri, sementara yang lain bantu-bantu jika ada kekurangan. Saya dan yang lain menunggun Reina yang tak kunjung datang, karena mereka pergi hampir 2 jam. Setelah lama menunggu akhirnya merekapun datang. Saya dan teman-teman langsung bertanya,
Saya, "Kalian darimana saja?, kok lama banget?"
Reinapun menjawab, "Saya dari Rumah, saya lama karena saya mencari kuas tida ketemu-ketemu, selain itu saya kembali ke sini lewat jalan lain, tapi malah lebih jauh."
Sedangkan David hanya tersenyum-senyum
Delia bertanya, "Jalan Cipisitan bukan?"
Reina menjawab, "Ya, jalannya sepi, kebanyakan setiap pinggir jalan kebun semua, pokoknya serem banget,"
Siti tertawa, "Hahaha,,,, untung kalian gak kenapa-napa,"
Reina, "Iya, tapi kan serem," Sambil ketakutan.

           Selama saya membuat graviti, teman-teman yang lain membuat dekorasi kelasnya seperti menempelkan Runtaian kertas layangan yang sudah disambungkan, terus menempelkan kertas Origami yang sudah dibentuk dan menempelkan balon huruf agar terlihat lebih menarik. Setelah itu graviti yang sudah selesai diberi warna, tak lupa beserta gambar minionnya, karena dekorasinya  memerlukan waktu yang lama, kami sampai bergadang dari jam 18.30 WIB sampai jam 02.00 WIB, tapi itu semua kenanganku dan teman-teman yang tak terlupakan dan terindah dari kenang-kenangan yang lain. Sampai akhirnya Bapak dan Ibu Guru mengumumkan bahwa kelas IX-B adalah kelas yang paling bersih dan paling kreatif dan berhasil mendapatkan Juara Pertama.

          Nah, itulah sedikit kisah pertemananku dengan kawan-kawan saat mengikuti perlombaan sekolah, dan menceritakan sebuah pertemanan kelas IX-B yang penuh suka ataupun duka, kebersamaan, dan sikap bergotong-royong.

         Jadi, kita tidak bisa hidup tanpa adanya teman, dan tanpa adanya pertemanan hidup kita, seakan-akan hampa dan tidak bersemangat, dan seorang teman tidak akan melakukan hal bodoh sendirian tanpa dengan teman-teman yang lainnya.

PUTIH BIRU TUA MENUJU PUTIH ABU-ABU

Karya : Fathya Nabila

Pada pagi hari di awal musim panas dan hembusan pagi yang sangat menyentuh hangat tubuhku. Pagi adalah hari pertamaku Sekolah di MTs Budi Sartika. Aku adalah anak pindahan dari SMP dan telah menjadi salah satu siswa di MTs. Aku berangkat bersama temanku yang bernama Siti, setibanya di sana akupun menuju kelas baruku dengan senyuman yang agak bingung, terpampang pada wajahku ini menyapa teman yang sedang piket. Kebetulan itu hari senin dan yang lain sedang mempersiapkan diri menjadi petugas upacara.
           Pada saaat di kelas aku harus memperkenalkan diri, terus aku berdiri, "Hai namaku Fathya Nabila" Ucapku dengan malu. Sewaktu memulai pelajaran aku mulai agak bingung karena belum terbiasa dengan pelajaran  yang sedang dipelajari. Sudah beberapa bulan dan sudah banyak pelajaran yang dipahami, dan bertemu dengan tanggal di mana  tanggal itu merupakan detik-detik ulangan akhir semester dan kebetulan itu hari di mana nyontek dosa dan gak nyontek gak bisa, gak fokus sama sekali soalnya belum sarapan jam 6 pagi. Setelah seminggu ulangan teman-teman berencana untuk buka puasa di Rumahku, meski tidak banyak yang datang tapi sangat bahagia. Sesudah makan tiba-tiba Sherly melihat Kakakku yang biasa dipanggil Caca "Itu Kakak kamu ya?, wah kakak kamu baik sekali," Ujar Sherly. " iya dia kakakku, baik gimana? Dia juga manusia biasa" Ucapku (Sambil tersenyum dan menyuguhkan makanan dan minuman). perut merekapun sudah merasa kenyang, setelah kenyang mereka membantuku mencuci piring. Sudah berjam-jam menghabiskan waktu di Rumahku, merekapun berpamitan untuk pulang.
           Tak terasa aku telah menjadi anak kelas 9, yang nantinya akan lulus dan menjadi alumni MTs Budi Sartika. Ujian sekolah telah mendekatiku. Mengejarky dengan Ujian Nasional dalam hati "Wah aku harus bisa, dengan belajar keras pasti tidak akan menghianati, inilah aku apa adanya dan harus bisa menghadapi ujian ini".